Enjoy aja bung…!

Malam adalah inspirasi, yang berkolaborasi dengan waktu …… sehingga kenapa malam senantiasa menjadi teman sunyi? aku bertanya, berpikir dan mencoba mencari sebuah solusi, “benarkah, iya kah? oh begitu rupanya? mungkinkah? ah.. bingung…..

bentar…bentar, ku ambil segenggam aroma nikmat, dan di lebur dengan air dahaga….. sehingga menjadi keruh, dan akhirnya…. “seruuput….. dan di akhiri dengan akh…., mantap!” hitam mu memang pekat, tetapi hitam mu mengusir pekatnya pikiran dengan sekelumit sampah-sampah imajinasi ilusionis, yang entah kapan berwujud…..

ku ambil sebatang tembakau berlogo jarum, yang tak tahu kenapa ia mempunyai logo itu? apakah memang ia bisa menusuk ke dalam paru-paru hingga aku cepat mati? oh, tentu bukanlah….. karena toh si pengusaha tentu akan rugi jika setiap di hisap orang langsung mati…..”gak…gak..gak…, bego juga ternyata aku ini, kenapa jawaban itu menjadi mindid dan keluar melalui knalpot mulut?….” hingga dahiku menjadi menyusut dan berkerut beberapa centi…..

selama kita bersahabat dengan alam, maka kita akan senantiasa merasakan hitam dan pekat,sehingga dapat menimbulkan penat dan sesat,….. oh perihal hidup, ujung manakah dari dunia ini, apakah dengan sebuah kematian itu terjadi? ” ea, bisa jadi, bisa juga tidak, sebab sebenarnya aku masih takut akan mati….he..he.., biarlah aku tertawa seorang diri, dari pada di tertawai oleh orang lain…”

jarum halilintar menusuk telinga rombeng yang berirama cadas romantis, “beuh….! mantap lagi nih suasana, sponsor keheningan dalam renungan romansa kejenuhan dan kepenatan hidup…… nikmat benar, walau tak ada kawan sejati, yang penting aku enjoy…. walau tak ada pandangan yang elok,….. aku enjoy…., walau tak ada duit….. eah…itu dia masalahnya bung…..!!!

Kenikmatan Terbesar dan Termegah.

Di senja kala kehidupan berubah dengan koalisi waktu, aku terdiam dalam bicara dan berujar dalam hati maupun pikiran. Setiap apapun yang datang dari MU ternyata adalah indah, sehingga keindahan itu tidak bisa tertera dalam rangkaian huruf, kata maupun kalimat. Benarlah, ketika nikmat itu di tuliskan dengan pena dan tintanya berasal dari lautan, tak akan habis untuk menuliskannya.

aku sadar, dan semoga benar, Skenario Mu begitu megah, dengan rangkaian mahluk-mahluk yang diciptakan dan manusia dijadikan sebagai khalifahnya adalah sebuah rahasia MU, dan di balik rahasia MU ada rahasia Mu juga. Sebagai kilasan, aku terpetir oleh berbagai kegetiran keadaan sehingga membuatku terbangun dan membuka kan mata yang sempat melihat tapi tak melihat. Tersimbah air kasih sayang, sehingga pikiran sampah-sampah yang menumpuk, tergerus oleh genangan kebenaran yang abadi.

Mahluk  Mu memang banyak, sehingga aku tidak dapat mengurutnya menjadi kata-kata yang pasti, agar dapat tercerna aqal. Antara ujian, kenikmatan, kesedihan, kedukaan, keruwetan dan gejolak akan kehidupan, ternyata terbesit satu anugrah Rahman dan Rahim MU. Dengan adanya ujian, maka ia adalah bentuk kasih dan sayang Mu yang nyata agar kamu tahu bahwa itu semua adalah pecut, agar kamu dapat menjadi bangkit menjadi orang yang kuat dan tahan, hingga pada akhirnya terdapat kokoh berdiri dalam hembusan angin yang kuat.

Nikmat, memang sungguh-sungguh nikmat, apalagi ditambah dengan adanya godaan dari Iblis, nafsu dan gejolak akal, sehingga dengan kokoh nya kita menghadapinya, maka akan tersenyum dengan bangga dan yakin bahwa itu semua adalah nikmat terbesar. Obat itu memang rasanya pahit, akan tetapi obat itu justru bisa menyembuhkan ku dari penyakit dan rasa sakit. Dan pada saat kita sembuh, maka kita tahu bahwa kita bersamaMu dan senantiasa ada .

Harapan adalah sebuah impian yang dulu aku kejar, akan tetapi pada akhirnya selalu pergi meninggalkan jauh di belakang. Akan tetapi dengan tak adanya harapan itu, ternyata ia datang bertubi-tubi tanpa mengetuk pintu ku terlebih dahulu.

OH wahai sang keabadian, ijinkanlah agar aku tetap bersama dan dekat dengan MU, hingga pada akhirnya aku memang kembali pada MU. Aku sebenarnya masih bingung, untuk siapakah puji ini, sebab semuanya memang milikMU semata, puji atas nikmat dari ujian, sengsara, sedih, duka, senang, dan bahagia, karena semuanya kembali pada MU. Jadi aku memang tidak berhak memiliki itu semua, akan tetapi semua memang kembali padaMu, Inalillahi wa inna ilaihi roojiun.

ini semua hanyalah sepenggal dari rasa nikmat yang aku rasakan atas anugrahMU itu, dan aku yakin sebenarnya yakin Kau lah Tuhan ku, dan aku akan kembali padaMU.

amin.